BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENDEKATAN KESUSASTRAAN
IBD yang semula yang semula dinamakan basic
humanities, berasal dari Bahasa inggris the humanities istilah ini berasal dari
Bahasa latin humanus, yang berarti manusiawi. Untuk menjadi homo humanus,
manusia harus mempunyai ilmu, yaitu the humanities yang mempelajari masalah
budaya dan kemanusian karena itu ilmu ini adalah ilmu kemanusian dan ada juga
yang menerjemahkan sebagai ilmu budaya,
Jadi “Basic Humanities” berkaitan dengan beberapa
masalah-masalah nilai,seperti nilai manusiawi,nilai kebudayaan,nilai kasih
sayang,dan nilai kita sebagai “Homo Humanus”. Kita sebagai “Homo Humanus” atau
sebagai manusia juga diharuskan mempelajari apa arti dari yang dis ebut dengan
“The Humanities” dan di sandingkan dengan kewajiban dan tanggung jawab kita
sebagai manusia. Namun untuk sekarang ini arti dari “The Humanities” masih
menjadi beberapa buah mulut ataupun perdebatan tentang arti yang
sebenarnya,beberapa pihak menyebutkan bahwa arti dari ”The humanities” dapat
disesuaikan dengan keadaan,waktu,dan lokasi dan pada umumnya arti dari “The
Humanities” disini mencangkup beberapa hal,yaitu filsafat,teologi,dan seni yang
juga mencangkup hal hal di dalamnya seperti sastra,sejarah,cerita rakyat,dan
sebagainya.
Hampir si setiap jaman,seni temasuk memegang peranan
penting dalam the humanities. Ini terjadi karena seni merupakan expresi nilai
nilai kemanusian, dan bukannya formulasi nilai niali kemansiaan seperti dalam
filsafat atau agama.seni memegang peranan penting karena nilai nilai
kemanusiaan disampaikan dengan normative. Karena seni adalah expresi yang tidak
normative, seni lebih mudah bekomunikasi, karena lebih fleksibel baik isinya
maupun cara penyampaiaannya
Sastra lebih mudah berkomunikasi,karena pada
hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi, sementara filsafat adalah
abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan dan lainnya yang digarap oleh
filsafat adalah abstrak, sifat abstrak ini membuat filsafat kurang
berkomunikasi Cabang seni lainnya pada hakikatnya juga bersifat abstrak. Karena
seni memegang peranan penting, maka seniman yang menciptakan seni juga penting,
seniman adalah media penyampai nilai nilai kemanusiaan.kepekaannya menyababkan
dia mampu menangkap sesuatu yang lepas dari pengamatan orang lain
IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli ahli dalam
suatu bidang keahlian yang termasuk dalam pengetahuan budaya (the humanities)
tetapi IBD semata mata sebagai salah satu pengembangan kepribadian mahasiswa
dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikal tehadap nilai
nilai budaya. Orienatsi the humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu
atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities,mahasiswa
diharapkan menjadi homo hamanus yang lebih baik.
2.2 ILMU BUDAYA DASAR YANG
DIHUBUNGKAN DENGAN
PROSA
Prosa disini berarti cerita rekaan atau pun rekayasa
dari beberapa kejadian nyata dan di definisikan sebagai bentuk cerita atau
prosa kisahan yang memiliki pemeran,khayalan,lakuan,peristiwa dan alur. Istilah
dari cerita rekaan disini berasal dari daya khayalan atau imajinasi yang sering
digunakan untuk roman ataupun yang kita kenal dengan istilah Novel,ataupun
cerita pendek. Dalam kesusastraan indonesia,kita dapat mengenal jenis-jenis
dari prosa,maupun itu berupa prosa lama atau pun prosa baru.
1. Prosa lama
a.
Dongeng-dongeng
Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita
tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang
dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng
merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara
turun-temurun dari nenek moyang. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran
moral (mendidik), dan juga menghibur.
b.
Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa,
terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng.
Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap
dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Sebuah hikayat dibacakan
sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang.
c.
Sejarah
Sejarah dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa
yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal usul (keturunan) silsilah,
terutama bagi raja-raja yang memerintah namun dapat juga untuk mempelajari masa
lampau.
d.
Epos
Epos dapat di artikan dengan kata lain yaitu
“epik”,arti dari epik sendiri adalah cara menyampaikan suatu kejadian atau
keadaan yang disajikan dalam uraian yang objektif . arti obyektif adalah
perasaan dan pendapat sang penulis dinafikan, sehingga yang disampaikan adalah
kejadian yang sebenarnya.
e.
Cerita pelipur
lara
Cerita pelipur lara dapat di artikan sebagai prosa
lama yang mengisah kan tentang kehebatan seorang kesatria yang fantastik.
2. Prosa baru
a.
Cerita pendek
cerita pendek adalah bentuk prosa naratif fiktif.
Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan
karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian
modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses
mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa, dan
insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.
b.
Roman/novel
Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung
rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang yang berada di sekelilingnya
dan menonjolkan watak (karakter) dan sifat setiap pelaku. Novel terdiri dari
bab dan sub-bab tertentu sesuai dengan kisah ceritanya.
c.
Biografi
Biografi adalah adalah kisah atau keterangan tentang
kehidupan seseorang.
d.
Kisah
Kisah merupakan cerita tentang kejadian (riwayat dan
sebagainya) dalam kehidupan seseorang dan sebagainya.
e.
Otobiografi
Otobiografi adalah adalah biografi yang ditulis oleh
subjeknya
2.3 NILAI NILAI DALAM PROSA FIKSI
Prosa Fiksi cerita atau kisah yang diemban tokoh-tokoh
tertentu dengan pemeran latar serta rangkaian dan tahapan cerita tertentu yang
bertolak dari hasil khayalan atau imajinasi pengarangnya sehingga bisa menjalin
sebuah cerita. Rumusan yang dipaparkan dalam prosa fiksi adalah rumusan dalam
artian konvensional sebab sebuah prosa fiksi justru seringkali tidak berplot
atau anti cerita.
Pada bentuk prosa fiksi yang non konvensional
tersebut, umumnya tujuan pengarang hanya ingin menampilkan gagasan secara
aktual melalui karya prosa yang diperlihatkannya. Untuk dapat memahaminya,
pembaca perlu mempunyai bekal ilmu humanitas terutama pada filsafat dan
psikologi. Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya
sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau
cerita.
Pada dasarnya perbedaan berbagai macam bentuk dalam
prosa fiksi tersebut terletak pada kadar panjang pendeknya isi cerita, jumlah
pelaku yang mendukung cerita itu sendiri, serta kompleksitas isi cerita. Dengan
perkataan lain prosa mempunyai nilai – nilai yang diperoleh pembaca lewat
sastra. Adapun nilai nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1.
Prosa fiksi
pemberi kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca
fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri
peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang disahkan. Pembaca dapat
mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang
belum dikunjungi atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya.
2.
Prosa fiksi
memberikan informasi
Fiski memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat
didalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih
daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini,
kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang
asing sama sekali.
3.
Prosa fiksi
memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi dan merupakan
sarana bagi pemindahan yang tak henti - hentinya dari warisan budaya bangsa.
Novel seperti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat, layar
terkembang mengungkapkan impian – impian, harapan – harapan, aspirasi –
aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi
masa kini.
Novel yang berlatar belakang jalan tak ada ujung,
misalnya menggambarkan suatu tindakan heroisme yang mengagumkan dan memberikan
kebanggan, yang oleh generasi tidak lagi mengalami secara fisik. Dan oleh karna
itu, jiwa kepahlawanan perlu disentuhkan lewat hasil – hasil sastra.
4.
Prosa memberikan
keseimbangan wawasan
Lewat prosan fiksi seseorang dapat menilai kehidupan
berdasarkan pengalaman – pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga
memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon - respon emosional
atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan
dalam kehidupan sendiri.
Adanya semacam kaidah kemungkinan yang tidak mungkin
dalam fiksi inilah yang memungkinkan pembaca dapat memperluas dan memperdalam
presepsi dan wawasannya tentang tokoh, hidup dan kehidupan manusia. Dari banyak
memperoleh pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya,
terutama dalam menghadapi kenyataan – kenyataan di luar dirinya yang mungkin
sangat berlainan dari pribadinya.
Berkenan dengan moral, karya sastra dapat dibagi
menjadi dua, yaitu karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya, dan karya
sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, ada juga yang tentunya meyuarakan
kedua – duanya.
Karya sastra yang menyuarakan aspirasi pada jamannya
mengajak pembaca untuk mengkuti apa yang dikehendaki jamannya. Kebanyakan karya
sastra Indonesia di jaman jepang yang dikelompokkan kedalam kelompok ini. Karya
sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, biasanya tidak mengajaka pembaca
untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.
Ilmu Budaya Dasar menitik beratkan pada manusia dengan
segala persoalannya. Manusia dan cinta kasih, manusia dan keindahan, manusia
dan keadilan, manusia dan pandangan hidup, manusia dan tanggung jawab serta
pengabdian, manusia dan kegelisahan, manusia dan harapan. Berikut contoh prosa:
Hikayat Hang Tuah
Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati,
sementara Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah
ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam, dengan harapan mendapat rezeki di
situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.
Semua sahabat Hang Tuah berani. Mereka itu adalah Hang
Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka
berlima pergi berlayar. Di tengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang
banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat. Di sana
mereka melakukan perlawanan.
Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain
melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari
daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.
Sebenarnya mereka diperintahkan untuk menyerang
Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Melaka. Akhirnya,
keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja
berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar.
Orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.
Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana (pelayan
raja). Saat itu dia diminta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan
dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu dia diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali
Hang Tuah diutus ke luar negeri; ke Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah
pula naik haji. Akhir hayatnya, Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.
2.3 ILMU BUDAYA DASAR YANG
DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran ilmu budaya
dasar tidak akan di arahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan
apresiasi yang murni. Puisi termsuk seni sastra sedangkan sastra bagian dari
kesenian atau unsur dari ke budayaan. Kepuitisan,kaertistikan atau keestitikan
bahasa puisidisebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dalam
menggunakan :
1.
Figura bahasa
seperti gaya personifikasi,metafora,perbandingan,alegori dsb
2.
Kata kata yang
berambuguitas yaitu kata kata yang bermakna ganda,banyak tafsir
3.
Kata kata berjiwa
yaitu kata kata yang sudah di beri suasana tertentu, berisi perasaan dan
pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.
Kata kata yang
berkonotatif yaitu kata kata yang sudah di beri nilai tambahan nialai rasa dan
asosiasi tertentu
5.
Pengulangan, yang
berfingsiuntuk mengintensifkan hal yang di lukiskan sehingga lebih mengunggah
hati.
Alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada
perkuliahan ilmu budaya dasar:
1.
Hubungan manusia
dengan pengalaman hidup manusia
Perekaman dan penyampaianpengalaman dalam sastra puisi
disebut “pengalaman perwakilan” berati manusia senantiasa ingin memiliki salah
satu kebutuhn dasarnyauntuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar
sekumpulan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan pengalaman sastra itu,
puisi dapat memberikan untuk memiliki kesadaran yang penting untuk mengerti
dirinya sendiri.
2.
Puisi dan
keinsyafan/kesadaran individual
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk
menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena
melalui puisinya sang penyair menunjukan kepada pembaca bagian dalam hati
manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
3.
Puisi dan
keinsyafan social
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang
pengetahuan manusia ebagai makhluk social. Secara imaginative puisi dapat
menafsirkan situasi dasar manusia social yang bias berupa :
·
Penderitaan atas ketidak adilan
·
Perjuangan untuk kekuasaan
· Konflik
dengan sesamanya
·
Pemberontakan terhadap hokum tuhan
Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai etika,
estetika dan juga kemanusiaan. Contohnya ‘Surat Dari Ibu’ karya Asrul Sani.
Yang menceritakan Kesuksesan seorang anak hendaknya tidak menjadikannya lupa
kepada kedua orang tuanya, terutama ibu yang telah mengandung dan melahirkannya.
SURAT DARI IBU
Pergi
ke dunia luas, anakku sayang
pergi
ke hidup bebas !
Selama
angin masih angin buritan
dan
matahari pagi menyinar daun-daunan
dalam
rimba dan padang hijau.
Pergi
ke laut lepas, anakku sayang
pergi
ke alam bebas !
Selama
hari belum petang
dan
warna senja belum kemerah-merahan
menutup
pintu waktu lampau.
Jika
bayang telah pudar
dan
elang laut pulang kesarang
angin
bertiup ke benua
Tiang-tiang
akan kering sendiri
dan
nakhoda sudah tahu pedoman
boleh
engkau datang padaku !
Kembali
pulang, anakku sayang
kembali
ke balik malam !
Jika
kapalmu telah rapat ke tepi
Kita
akan bercerita
“Tentang
cinta dan hidupmu pagi hari.”